Foto: blogspot
Sebuah artikel di Kompasiana telah menghebohkan dunia online dan media di Indonesia beberapa hari terakhir ini. Artikel yang ditulis oleh seseorang yang menamakan dirinya Jilbab Hitam menuduh media ternama Tempo bekerja sama dengan institusi portal berita dan data bisnis Kata Data untuk memeras Bank Mandiri.
Beberapa jam kemudian, artikel tersebut dihapus oleh pengelola Kompasiana akan tetapi jejaknya di dunia maya sudah banyak tertinggal. Jika belum sempat membacanya, di link ini bisa dibaca secara lengkap artikelnya.
Terlepas benar atau tidaknya isi tuduhan terhadap Tempo (saya pribadi menemukan banyak fakta yang salah di dalamnya), artikel tersebut ternyata menimbulkan banyak kehebohan dan memancing banyak reaksi terutama dari awak dan bekas awak media yang menjadi tertuduh.
Goenawan Mohamad (GM), salah satu yang namanya disebut-sebut dalam artikel tersebut, langsung bereaksi lewat akun twitternya meminta agar pengelola Kompasiana menjelaskan maksud dimuatnya tuduhan kepada Tempo:
Terlepas benar atau tidaknya isi tuduhan terhadap Tempo (saya pribadi menemukan banyak fakta yang salah di dalamnya), artikel tersebut ternyata menimbulkan banyak kehebohan dan memancing banyak reaksi terutama dari awak dan bekas awak media yang menjadi tertuduh.
Goenawan Mohamad (GM), salah satu yang namanya disebut-sebut dalam artikel tersebut, langsung bereaksi lewat akun twitternya meminta agar pengelola Kompasiana menjelaskan maksud dimuatnya tuduhan kepada Tempo:
Pengelola Kompasiana, Pepih, lebih lanjut menyatakan ketika diwawancara oleh Tempo bahwa penghapusan artikel dilakukan karena isinya provokatif dan memojokkan institusi tertentu. Selain itu, Pepih menambahkan bahwa Kompasiana merasa pemilik akun Jilbab Hitam juga tidak memiliki itikad baik sehingga artikelnya harus dihapus. Wawancara lengkap Tempo dengan Pepih bisa dibaca di sini.
Sepintas terlihat tidak ada yang salah di sini. Kompasiana sebagai penyedia layanan blogging tentu memiliki hak sepenuhnya untuk menghapus tulisan-tulisan yang dianggapnya melanggar peraturan. Akan tetapi, masalah kemudian muncul ketika terlihat pula dengan jelas bagaimana Kompasiana memiliki "standard ganda" dalam mengimplementasikan aturannya.
Sebagai contoh, bisa dilihat di artikel yang berjudul "Menguak 'Kedok' Kelam Anies Baswedan' yang sudah muncul di Kompasiana sejak 29 Agustus 2013 dan masih ada sampai sekarang. (Link Artikel dan Link Web Cache Artikel Per 7 November). Artikel ini berisi tuduhan bahwa Anies bermain belakang dan licik ketika ia berhasil menduduki kursi rektor Paramadina. Artikel ini juga dibuat oleh orang yang identitasnya tidak jelas dan menyebut dirinya dengan identitas Cak Nur Lover.
Sekarang pertanyaannya; mengapa Kompasiana begitu cepat menghapus artikel Jilbab Hitam sedangkan artikel tuduhan terhadap Anies dibiarkan selama berbulan-bulan ada padahal jenis pelanggaran aturan yang dilakukan keduanya sama persis? Jikalau ada standard ganda seperti ini, maka apa kepastian yang bisa dipakai para Kompasianers untuk menulis artikel di Kompasiana? Apa artikel tuduhan dan anonim bisa ditoleransi selama bukan dilemparkan ke sesama rekan media atau bagaimana? Inkonsistensi Kompasiana dalam menerapkan aturan yang dibuatnya sendiri sungguh sangat disayangkan. (pm/hans-david)
------------------------------------------------------------------------------------
Solusi smart berinvestasi dan berbisnis bersama Ustd.Yusuf
Mansur
Posting Komentar