Wakil Ketua Dewan Legislatif Palestina Dr. Ahmad Bahar menegaskan bahwa sikap Otoritas Palestina dan Fatah di Ramallah menerima kembali ke perundingan sesuai dengan persyaratan Zionis merupakan bunuh diri politik dengan segala maknanya. Dia menegaskan hal itu merupakan pemberangusan langsung terhadap hak-hak dan konstanta nasional Palestina serta keluar dari rekonsiliasi nasional.
Bahar mengatakan, “Pernyataan Menlu Amerika John Kerry bahwa kedua belah pihak Palestina dan Zionis menerima untuk kembali ke meja perundingan merupakan kemunduran serius dan berbahaya dalam sikap otoritas Palestina dan gerakan Fatah serta merupakan pemberangusan langsung terhadap hak-hak dan konstanta nasional Palestina, serta keluar dari rekonsiliasi nasional.”
Dia menegaskan, sikap otoritas Palestina dan Fatah menerima melanjutkan perundingan dengan penjajah Zionis adalah bentuk ketundukan penuh pada sikap Amerika yang secara total memihak pada sikap Zionis. Ini merupakan pengingkaran pada semua persyaratan Palestina yang ditetapkan otoritas Palestina dan Fatah sema periode yang lalu, dari sisi pembekuan permukiman Yahudi, penetapan referensi perbatasan tahun 1967 sebagai kerangka yang mengatur perundingan, di samping pembebasan para tawanan yang dinonis tinggi, yang ditahan sejak sebelum penandatanganan perjanjian Oslo tahun 1993.
Bahar menyatakan, “Melanjutkan perundingan dengan penjajah Zionis dengan sendirinya memberikan payung resmi untuk mendorong dan mengembangkan rencana yahudisasi, pembangunan permukiman Yahudi, mencongkel dan mengusir rakyat Palestina dari seluruh wilayah Palestina terjajah.”
Dia menjelaskan bahwa pemerintah Amerika berusaha memanfaatkan perubahan yang terjadi di Mesir yang kacau, untuk menerapkan perundingan berbahaya dan merendahkan pihak Palestina yang lemah, yang hanya meyakini pada dikte dan hanya bisa menganggukan kepala saja. (asw/pip)
Bahar mengatakan, “Pernyataan Menlu Amerika John Kerry bahwa kedua belah pihak Palestina dan Zionis menerima untuk kembali ke meja perundingan merupakan kemunduran serius dan berbahaya dalam sikap otoritas Palestina dan gerakan Fatah serta merupakan pemberangusan langsung terhadap hak-hak dan konstanta nasional Palestina, serta keluar dari rekonsiliasi nasional.”
Dia menegaskan, sikap otoritas Palestina dan Fatah menerima melanjutkan perundingan dengan penjajah Zionis adalah bentuk ketundukan penuh pada sikap Amerika yang secara total memihak pada sikap Zionis. Ini merupakan pengingkaran pada semua persyaratan Palestina yang ditetapkan otoritas Palestina dan Fatah sema periode yang lalu, dari sisi pembekuan permukiman Yahudi, penetapan referensi perbatasan tahun 1967 sebagai kerangka yang mengatur perundingan, di samping pembebasan para tawanan yang dinonis tinggi, yang ditahan sejak sebelum penandatanganan perjanjian Oslo tahun 1993.
Bahar menyatakan, “Melanjutkan perundingan dengan penjajah Zionis dengan sendirinya memberikan payung resmi untuk mendorong dan mengembangkan rencana yahudisasi, pembangunan permukiman Yahudi, mencongkel dan mengusir rakyat Palestina dari seluruh wilayah Palestina terjajah.”
Dia menjelaskan bahwa pemerintah Amerika berusaha memanfaatkan perubahan yang terjadi di Mesir yang kacau, untuk menerapkan perundingan berbahaya dan merendahkan pihak Palestina yang lemah, yang hanya meyakini pada dikte dan hanya bisa menganggukan kepala saja. (asw/pip)
Posting Komentar