SLEMAN – Sedikitnya 1.000 warga kawasan lereng merapi sempat diungsikan di sejumlah balai desa setempat setelah merapi bergemuruh dan hujan abu mulai deras mengguyur, Senin (22/7/2-13) dini hari pukul 04.00 WIB.
Kapolsek Cangkringan, AKP Surahman menjelaskan para pengungsi mulai turun dari pedukuhan masing-masing sejak pukul 04.00 WIB. Dua desa yang paling banyak mengungsi yakni Desa Glagah Harjo dan Desa Umbul Harjo.
“Masing-masing mengungsi di balai pedesaan setempat,” katanya ditemui di lokasi pengungsian Glagah Harjo, Senin (22/7/2013).
Berdasarkan pendataan, lanjut Surahman, pengungsi yang sempat tinggal di balai desa Glagah Harjo sebanyak 600 jiwa terdiri dari anak, remaja dan orang tua. Mereka berasal dari Dusun Srunen, Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul dan Singlar.
Sedangkan warga yang mengungsi di balai desa Umbulharjo sebanyak 500 jiwa dari Dusun Pangukrejo dan Dusun Ngrangkah.
“Sempat mencapai seribuan, tetapi setelah dirasa aman perlahan kemudian balik lagi ke atas,” terangnya.
Sekitar pukul 07.30 WIB, perlahan warga mulai kembali ke pedukuhan masing-masing. Pihak pemerintah desa berkoordinasi dengan BPBD sepakat untuk anak balita dan lanjut usia masih ditinggal di pengungsian.
Komandan TRC BPBD DIY, Pristiawan menambahkan keinginan untuk mengungsi sementara matas permintaan masyarakat karena sadar bencana. “Mereka bersama pemuda setempat melakukan mitigasi sendiri. Karena paham situasi, dan sadar untuk mengungsi. Meskipun saat aman kembali lagi,” ungkapnya.
harianjogja.com
Posting Komentar