Azaria Network
Aquamina :
Home » » MODUS BANK SENTRAL MENGERUK KEKAYAAN

MODUS BANK SENTRAL MENGERUK KEKAYAAN

nabi Bersabda : "akan datang suatu masa dimana tidak ada lagi yang bisa dibelanjakan kecuali Perak/Dirham dan Emas/Dinar ( HR ahmad)

"akan datang suatu masa dimana tidak ada lagi yang bisa dibelanjakan kecuali Perak/Dirham dan Emas/Dinar ( HR ahmad)
Oleh Yayasan Kanda Citra di Al-Quran Pedoman Qu ·

MODUS BANK SENTRAL MENGERUK KEKAYAAN
Bagaimanakah mereka melakukan ini? Sederhana, katakanlah uang yang beredar disebuah negara adalah 5 juta riyal, dan bank sentral menerbitkan 15 juta riyal baru yang diedarkan dalam bentuk pinjaman pembangunan. Maka jumlah yang beredar adalah 20 juta riyal, ini akan melemahkan daya beli dari 5 juta riyal yang ada dimasyarakat sebelkumnya, karena nilainya tinggal 25% dari perekonomian, misalnya 1 riyal = 1kg kurma, kini 1 riyal = 0.25 kg kurma (inflasi 400%). Dengan demikian bank sentral mengontrol 75% dari sirkulasi uang dinegara tersebut. Ini baru step pertama.

Karena nilai uang merosot, maka pengusaha kembali ke bank untuk mengajukan kredit tambahan. Saat bank sentral cukup puas dengan tingkat hutang dimasyarakat, mereka mulai mengetatkan suply uang dengan mempersulit pinjaman dan menaikan suku bunga. Ini step ke dua.

Step ke tiga, duduk manis dan menunggu sebagian debitur gagal bayar dan bangkrut. Ini akan memberikan kesempatan kepada bank untuk menyita kekayaan real, bisnis, property dan lainnya dengan membayar harga murah kredit yang macet tersebut. Dengan demikian bank sentral mengeruk untuk. Para bankir bekerja sama dengan spekulan valas untuk merontokan nial mata uang.

Rakyat menjadi panik, harga meroket, bisnis kolaps dan penganaguran merajalela. Parpol dan LSM berbasis DEMOKRASI bermunculan dan menuduh para pemimpin pemimpin jujur naif dan ketinggalan jaman, Islam Kaffah itu kuno dan basi. Demontrasi dan huru hara menuntut penggantian Rezim. Dan syariat Islam masuk box saja. Harus modernisasi, jual aset bangsa, subsidi dihapuskan.

DENGAN UANG KERTAS, IBLIS MERUBAH SYARIAT
Setelah umat Islam tak kenal lagi degan nuqud nabawi, satu persatu pilar Islam dipreteli, lewat kementrian agama yang disetir dari kedutaan atau melalui sumbangan LSM asing. Atau lewat kebingungan ulama yang ingin dicap kontemporer/ modern. Satu sunah Rasulullah SAW lenyap, goncanglah pilar Islam. Uang kertas dihalalkan untuk muamalah, maka terkontaminasi yang Haq dan Bathil, seperti air minum diaduk air seni, ya menjadi najis, kalau diminum ya...(pilih sendiri jawabannya).

Dengan begitu pilar Islam seperti : Zakat, muamalah, Diyat, Hudud dan sebagainya menjadi sesuatu yang asing. Dan Syariat itu seolah tidak ada lagi diantara umat. Tahunya hanya hukum pancung dan potong tangan saja.

Dari lima rukun Islam, conspiracy mempreteli Rukun Zakat, mereka tahu persis bila nuqud nabawi dimusnahkan, maka tak hanya rukun zakat yuang pincang, tetapi muamalah pun ikut kacau, dan hudud tak dapat ditegakan. Sebagai contoh, nisab zakat adalah 20 dinar / 200 dirham, siapa yang punya harta tersebut dalam satu tahun (haul) maka zakatnya 1/40 atau ½ dinar atau 5 dirham. Karena mayoritas tidak pegang nuqud, bagaimana bisa tahu nisab harta? Sebab riyal, rupiah, dolra dan sebagainya selalu berubah nilai karena spekulasi dan cenderung merosot. Padahal memiliki 20 dinar/ 200 dirham bukanlah orang kaya. Akibat kebodohan ini, rukun zakat tak dapat tegal, kecuali zakat individu sebesar 1 sha perkepala, dibayar dengan makanan pokok. Itupun sekarang diselewengkan dengan hanya memberi uang. Padahal kita mampu membeli rumah dan mobil jauh diatas harga 20 dinar dan 200 dirham itu.

Yang lucu lagi, akad hutang piutang menggunakan uang kertas, padahal uang kertas adalah akadnya Ghaib(dayn) dan janji palsu para bankir. Karena pilar muamlah rusak, rusak pula bangunan muamalah satu persatu. Seperti hilangnya pasar berganit dengan kios dan mall, padahal sunah dipasar = sunah dimasjid. Kata Rasulullah SAW, masjid dan pasar adalah wakaf dan harus bebas pungutan. Maka musnah pula amal Ta'awun, semua menjadi individualisme. Madrasah/ Mahad/ Ponpes/ yang seharusnya gratis karena wakaf menjadi lembaga pendidikan mahal. Sementara sekolah sekuler digratiskan oleh pemerintah.

KESIMPULAN
Para conspiracy memerlukan semua akses agar bisnis RIBA dapat terus berkembang, apapun caranya, kalau perlu RIBA yang Syariah! Asalkan mereka untung besar dan tetap mengontrol opini manusia, mereka tak butuh muslim menjadi murtad, asalkan muslim telah jauh dari Islam Kaffah, toh umat muslim menjadi murtad dengan bidah-bidah baru yang diciptakan melalui ulama kontemporer.

Para conspiracy bukanlah missionaris, karena sanad ilmu yahudi mereka bersambung kepada talmud (samiri-dajjal) dan bukan kepada Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS. Karenanya mereka tak butuh goyim untuk diajarkan kitab talmud. Cukup ajarkan goyim ini beberapa hal, seperti bank menjadi bank syariah, nuqud menjadi uang kertas, demokrasi menjadi demokrasi Islam. Maka buatlah mereka menjadi berselisih paham dalam membahas kitab ulama mereka, karena Islam yang mudah dan indah pada masa Rasulullah SAW kini telah berlalu.

Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Maliharjo News. - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger