JOGJA—Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono menegaskan perlunya rumus baru untuk menghadapi Merapi. Setelah letusan 2010, gunung tersebut telah berubah sifat hingga cara lama untuk “membaca” pesan Merapi tak bisa lagi digunakan.
“Tidak bisa lagi melihat Merapi seperti dulu. Masalahnya masyarakat belum banyak yang paham dengan karakter baru. Sehingga perlu penyusunan rumus baru dan disampaikan ke masyarakat,” kata Surono kepada Harianjogja.com, Selasa (23/7/2013).
Salah satu rumus yang harus ditetapkan adalah bagaimana menetapkan status gunung yang sangat aktif tersebut.
Pembentukan kubah, titik api diam, deformasi dan sejenisnya sebelum 2010 masih bisa jadi patokan untuk mengubah status. Tetapi sekarang, hal itu tak bisa lagi dijadikan dasar utama.
Rumusan baru untuk meningkatkan status ini penting sebagai bagian dari mitigasi bencana.
Dengan rumusan baru tersebut nantinya bisa ditentukan kapan Merapi harus naik status baik ke Waspada, Siaga ataupun Awas. Penetapan status ini menjadi bagian paling penting dalam upaya menekan jumlah korban.
Harianjogja.com
Posting Komentar