Jakarta. Anggota Komisi IV DPR, Habib Nabiel Almusawa meminta Presiden dan Menko Perekonomian untuk mengambil langkah guna menyikapi menurunnya daya beli masyarakat sebagai dampak kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Pulihkan daya beli segera, jangan lelet”, tandasnya.
Dampak kenaikan BBM, menurutnya, tidak saja dirasakan oleh masyarakat penerima BLSM (bantuan langsung sementara masyarakat). Tetapi juga dirasakan oleh masyarakat dalam kategori mampu, yang semula mengkonsumsi daging sapi.
”Ada laporan dari Malang, Jawa Timur, rumah potong hewan (RPH) setempat terpaksa mengurangi aktivitas memotong sapi dari semula 70 menjadi 50 ekor per hari karena permintaan daging sapi oleh masyarakat berkurang”, ungkapnya.
”Kalau masyarakat mampu saja terkena dampak, apalagi kategori masyarakat di bawahnya”, ucapnya.
Ia yakin, hal serupa tidak saja terjadi di Malang. ”Tetapi terjadi juga di daerah-daerah lainnya. Ibarat gunung es, yang kelihatan sedikit tetapi sebenarnya banyak. Di Malang diketahui karena ada laporan. Di daerah lain belum diketahui karena tidak ada laporan”, tuturnya.
Dari kasus tersebut, lanjutnya, menunjukkan juga bahwa kenaikan harga daging sapi bukan karena minimnya pasokan. ”Tetapi karena harganya memang naik sebagai dampak kenaikan harga BBM”, ujarnya.
”Jadi kenaikan harga daging sapi dan harga-harga komoditas lainnya terjadi karena naiknya harga BBM. Dengan demikian, kalau harga-harga komoditas naik jangan menyalahkan kementerian yang mengurus pasokan pangan. Salahkan diri sendiri yang membuat kebijakan menaikkan harga BBM”, pangkas nya. (sbb/dkw)
Sumber: http://www.dakwatuna.com
Posting Komentar